Mari mengenal lebih dalam sejarah permainan tradisional gangsing,mungkin permainan ini sudah tidak asing di telinga agan-aganwati semua tapi taukah anda bagaimana asal-usul permainan gangsing ini.di masa modern seperti ini permainan gangsing sudah tidak di pandang lagi karena sudah di ganti oleh permainan modern..
Gasing / Gangsing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
Menurut seorang tua di Kulim, Kedah, permainan gasing berasal dari suku melayu yang bermula dari pada permainan "laga telur" yang dimainkan oleh kanak-kanak. Menurutnya,kanak-kanak ketika itu begitu asyik memusingkan dan melagakan telur.Jadi, timbul idea mengukir kayu dalam bentuk telur dan dipasangkan paksi.Seutaas tali digunakan untuk memusingkannya.
Seorang pemain gasing veteran, yang tinggal di kawasan pinggir Sungai Pahang berkata bahwa permainan gasing ini bermula dengan penciptaan alat memburu binatang yang berbentuk leper dan bulat. Apabila dilemparkan alat ini berpusing cepat dan melayang sebelum mengenai binatang buruan. Mereka kemudian menggunakan tali untuk mendapatkan pukulan yang lebih kuat. Dari sinilah mereka menggunakannya sebagai satu cara untuk menguji kecekapan seseorang untukl mengenai sasaran. Alat tersebut kemudian di bentuk sedemikian rupa seperti bentuk seperti gasing .
Gasing merupakan salah satu permainan tradisional Nusantara, walaupun sejarah penyebarannya belum diketahui secara pasti.
Di wilayah Pulau Tujuh (Natuna), Kepulauan Riau, permainan gasing telah ada jauh sebelum penjajahan Belanda. Sedangkan di Sulawesi Utara, gasing mulai dikenal sejak 1930-an. Permainan ini dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa. Biasanya, dilakukan di pekarangan rumah yang kondisi tanahnya keras dan datar. Permainan gasing dapat dilakukan secara perorangan ataupun beregu dengan jumlah pemain yang bervariasi, menurut kebiasaan di daerah masing-masing.
Hingga kini, gasing masih sangat populer dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan warga di kepulauan Rian rutin menyelenggarakan kompetisi. Sementara di Demak, biasanya gasing dimainkan saat pergantian musim hujan ke musim kemarau. Masyarakat Bengkulu ramai-ramai memainkan gasing saat perayaan Tahun Baru Islam, 1 Muharram.
nama-nama gangsing di indonesia :
Sejumlah daerah memiliki istilah berbeda untuk menyebut gasing. Masyarakat Jawa Barat dan DKI Jakarta menyebutnya gangsing atau panggal. Masyarakat Lampung menamaninya pukang, warga Kalimantan Timur menyebutnya begasing, sedangkan di Maluku disebut Apiong dan di Nusatenggara Barat dinamai Maggasing. Hanya masyarakat Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Tanjungpinang dan Kepulauan Riau yang menyebut gasing.
Nama maggasing atau aggasing juga dikenal masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Sedangkan masyarakat Bolaang Mongondow di daerah Sulawesi Utara mengenal gasing dengan nama Paki. Orang Jawa Timur menyebut gasing sebagai kekehan. Sedangkan di Yogyakarta, gasing disebut dengan dua nama berbeda. Jika terbuat dari bambu disebut gangsingan, dan jika terbuat dari kayu dinamai pathon
macam-macam bentuk gangsing :
gangsing modern :
sumber
Gasing / Gangsing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.
Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
Menurut seorang tua di Kulim, Kedah, permainan gasing berasal dari suku melayu yang bermula dari pada permainan "laga telur" yang dimainkan oleh kanak-kanak. Menurutnya,kanak-kanak ketika itu begitu asyik memusingkan dan melagakan telur.Jadi, timbul idea mengukir kayu dalam bentuk telur dan dipasangkan paksi.Seutaas tali digunakan untuk memusingkannya.
Seorang pemain gasing veteran, yang tinggal di kawasan pinggir Sungai Pahang berkata bahwa permainan gasing ini bermula dengan penciptaan alat memburu binatang yang berbentuk leper dan bulat. Apabila dilemparkan alat ini berpusing cepat dan melayang sebelum mengenai binatang buruan. Mereka kemudian menggunakan tali untuk mendapatkan pukulan yang lebih kuat. Dari sinilah mereka menggunakannya sebagai satu cara untuk menguji kecekapan seseorang untukl mengenai sasaran. Alat tersebut kemudian di bentuk sedemikian rupa seperti bentuk seperti gasing .
Gasing merupakan salah satu permainan tradisional Nusantara, walaupun sejarah penyebarannya belum diketahui secara pasti.
Di wilayah Pulau Tujuh (Natuna), Kepulauan Riau, permainan gasing telah ada jauh sebelum penjajahan Belanda. Sedangkan di Sulawesi Utara, gasing mulai dikenal sejak 1930-an. Permainan ini dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa. Biasanya, dilakukan di pekarangan rumah yang kondisi tanahnya keras dan datar. Permainan gasing dapat dilakukan secara perorangan ataupun beregu dengan jumlah pemain yang bervariasi, menurut kebiasaan di daerah masing-masing.
Hingga kini, gasing masih sangat populer dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan warga di kepulauan Rian rutin menyelenggarakan kompetisi. Sementara di Demak, biasanya gasing dimainkan saat pergantian musim hujan ke musim kemarau. Masyarakat Bengkulu ramai-ramai memainkan gasing saat perayaan Tahun Baru Islam, 1 Muharram.
nama-nama gangsing di indonesia :
Sejumlah daerah memiliki istilah berbeda untuk menyebut gasing. Masyarakat Jawa Barat dan DKI Jakarta menyebutnya gangsing atau panggal. Masyarakat Lampung menamaninya pukang, warga Kalimantan Timur menyebutnya begasing, sedangkan di Maluku disebut Apiong dan di Nusatenggara Barat dinamai Maggasing. Hanya masyarakat Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Tanjungpinang dan Kepulauan Riau yang menyebut gasing.
Nama maggasing atau aggasing juga dikenal masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Sedangkan masyarakat Bolaang Mongondow di daerah Sulawesi Utara mengenal gasing dengan nama Paki. Orang Jawa Timur menyebut gasing sebagai kekehan. Sedangkan di Yogyakarta, gasing disebut dengan dua nama berbeda. Jika terbuat dari bambu disebut gangsingan, dan jika terbuat dari kayu dinamai pathon
macam-macam bentuk gangsing :
gangsing modern :
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar