Tab / Navbar Menu

Minggu, 11 Agustus 2013

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck | Herjunot A, Pevita P, Reza R | Desember 2013




Sinopsis:
Melukiskan suatu kisah cinta murni di antara sepasang remaja, yang dilandasi keikhlasan dan kesucian jiwa, yang patut dijadikan tamsil ibarat. Jalan ceritanya dilatar-belakangi dengan peraturan-peraturan adat pusaka yang kokoh kuat, dalam suatu negeri yang bersuku dan berlembaga, berkaum kerabat, dan berninik-mamak

TRIBUNNEWS.COM - Raut muka anak-anak usia remaja terlihat ceria, cewek cowok yang sebagian sudah memakai dandanan ala nonik Belanda zaman dulu bersiap mengikuti syuting perdana film layar lebar "Tenggelamnya Kapal Van Der Wicjk".

Siang yang cukup gerah tidak membuat sekitar 235 pemain figuran dan peran pembantu film ini turun semangat. Siang itu mereka berkumpul di Graha Parfi Jalan Tidar, untuk bersama-sama menuju lokasi syuting perdana di Kaliandra Sejati Eco Resort Dusun Gamoh, Desa Dayurejo, Prigen, Pasuruan dengan menumpang dua bus pariwisata.

Mereka sudah menyiapkan segalanya sesuatu seperti kostum dan make up bagi cewek dari rumah masing-masing untuk dibawa ke lokasi syuting. "Ini make up pada setting tahun itu cukup tebal, pada lipstik dan bedak wajah," kata Fanti, seorang pemeran dalam film ini.

Karyawati sebuah perusahaan konsultan pajak ini baru kali ini ikut dalam peran sebuah film layar lebar. Karena itu ia ingin sekali tampil total. "Ini perdana dan existing banget, harus tampil menarik dan total," kata cewek berusia 24 tahun ini.

Dengan memakai longdress warna biru tua, make up tebal dan rambut dibiarkan terurai, cukup membuat dandanan Fanti seperti dandanan ala tahun 1930-an. Pada film yang diangkat dari novel karya Buya Hamka ini Fanti mendapat kesempatan tampil dengan peran sebagai bangsawan Belanda.

Bagi alumnus sastra Inggris Unair ini bisa ikut main dalam film merupakan kesempatan yang harus dipergunakan sebaik baiknya. Bahkan Fanti sama sekali tidak berpikir masalah honor. "Harus tampil baik dan total, urusan honor saat ini belum terpikir," kata Fanti yang sudah terbiasa main drama dalam teater di kampusnya.

Begitupun yang dirasakan Rere, 27, bintang iklan dan host sebuah TV Swasta ini ikut main dalam film semi kolosal yang di sutradarai sekaligus produser Sunil Soraya ini

Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan, hanya saja Rere berulang ulang mendalami materi yang akan diperankan. "Intinya adalah keluarga bangsawan Belanda," ujarnya.

Bukan hanya pemain pemula yang ikut pada shooting perdana film ini tapi juga beberapa talen yang pernah ikut dalam film sebelumnya yang melibatkan Parfi Jatim, seperti Femmy Prety, Dewi Agustin, Pramudia juga ikut pada film ini. "Saya pernah ikut main dalam film Hantu Iwak Peyek," kata Femmy.

Selain mereka pemain pemula, film ini juga dibintangi oleh artis kawakan antara lain Jajang C Noor, Ninik L Karim, Herjunot Ali dan Pevita Pearce. Wira Lina Ketua DPD Parfi Jatim menambahkan, seluruh talen baik peran figuran maupun pembantu pada film ini adalah dari Wira Sinema.

Sebelumnya, mereka lebih dulu diseleksi melalui casting pada Bulan April lalu. "Saat itu ada sekitar 480 an orang yang mengikuti casting, dan terserap 235 orang untuk mengikuti dan main di film ini," ujarnya.

Pada syuting di Jawa Timur ini scene yang akan dicari adalah suasana pesta para bangsawan. Dengan latar belakang rumah rumah dengan arsitektur kuno. "Film ini mengambil seting pada zaman Belanda sekitar tahun 1930-an," kata Wira.

Film layar lebar "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" membutuhkan sedikitnya 600 pemain. Sebanyak 100 orang di antaranya adalah berperawakan bule.

Menurutnya, pemain tersebut sebagian akan menjadi penduduk lokal dan orang Belanda. "Makanya kami juga membutuhkan tampang-tampang orang bule," pungkasnya.

Intip Foto Adegan Herjunot Ali dan Reza Rahadian di 'Kapal Van Der Wijck'

WowKeren.com - Soraya Films baru saja merilis foto-foto dalam film baru berjudul "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck". Rangkaian foto itu menampilkan sejumlah adegan para karakter utamanya termasuk Herjunot Ali, Reza Rahadian dan Pevita Pearce.

Salah satu fotonya menampilkan Junot yang memerankan karakter Zainuddin pria berdarah Minang dan Bugis. Dalam foto itu, aktor "5 cm. ini tampak duduk dan membaca sebuah surat dengan serius. Sementara foto lainnya menampilkan adegan Reza dan Pevita saling menatap mesra.

"Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" merupakan kisah yang didaptasi dari novel sastra ternama karya Buya Hamka. Film ini mengisahkan tentang kisah cinta segitiga antara karakter Zainuddin, Hayati dan Aziz berbalut adat Minangkabau.

Film ini diarahkan oleh sutradara Sunil Soraya dengan naskah tulisan Donny Dhirgantoro. Film ini juga turut dibintangi oleh Jajang C. Noer dan Ninik L. Karim. "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" saat ini tengah melakoni syutingnya dan akan dirilis sekitar Desember 2013.


Film 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' Dipersiapkan Selama 5 Tahun

Jakarta - Novel karya Buya Hamka berjudul 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' akan diadaptasi menjadi film layar lebar. Dengan skala produksi yang besar, film tersebut memiliki persiapan selama lima tahun.

Menurut salah seorang bintang utamanya, Herjunot Ali, sebenarnya proyek film 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' sudah dikembangkan sejak lama. Tapi baru sekarang bisa terlaksana.

"Jadi karena persiapan yang sangat luar biasa itu buat ini ke-pending lagi ke-pending lagi, dan alhamdulillah sekarang semuanya udah dipersiapkan dengan baik banget. Jadi persiapan 5 tahun itu mudah-mudahan akan tereksekusi dengan baik," harap Junot ketika ditemui di FX Plaza, Senayan.

Nuansa etnik yang dideskripsikan dalam novel akan disuguhkan seautentik mungkin. Tim produksi rencananya juga akan membangun sebuah kapal sungguhan.

"Mungkin akan jadi produksi yang sangat bisa dibilang besar," tambah Junot yang sebelumnya bermain dalam film adaptasi dari novel Hamka lainnya, 'Di Bawah Lindungan Kabah'.

Namun ia mengingatkan, cerita 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' yang diangkat ke film bukanlah berfokus pada tenggelamnya kapal. Junot sendiri akan berperan sebagai Zainuddin, orang berdarah Minang namun memiliki ayah Bugis.

"Jadi sebenarnya bukan kisah tenggelamnya kapal itu, tapi tentang perjalanan si Zainudin itu yang akhirnya membawa dia ke momen itu," terang Junot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar